Minggu, 20 Juni 2010
The A - Team
Film ini merupakan serial yang cukup beken yang pernah ditayangkan di stasiun TV Amerika beberapa tahun yang lalu. Kini Film tersebut bisa kita nikmati di Bioskop.
Dengan setting Mexico dan Irak, film ini berkisah tentang Kolonel Hannibal Smith (Liam Neeson), ahli penyamaran memimpin kelompok untuk misi khusus yang memiliki kecepatan, keterampilan luar biasa untuk sebuah tim yang sangat eksentrik. Prajurit: Templeton "Face" Peck (Bradley Cooper), ia selalu mendapatkan apa yang ia mau; Baracas BA (Quinton "Rampage" Jaquemin), pengemudi berotot, dan HM "Howling Mad" Murdock (Sharlto Copley), seorang pilot berbakat dan bersertifikat yang berpura-pura menderita gangguan jiwa. Pasukan khusus mantan tentara ini dijebak untuk kejahatan yang tidak mereka lakukan, diburu tanpa henti oleh Kapten Charise Sosa (Jessica Biel), wanita yang pernah menjadi kekasih Face.
Film ini mendapat rating 7.9/10 di IMDb.. tertarik ? saksikan film ini di bioskop kesayangan anda!
PLP - A Nightmare before Graduation ?
PLP.. hemm mungkin persiapan ekstra untuk menghadapi anak anak ABG labil akan dirancang setengah mati. Slide show jaman SMA langsung bermain di otak ini. Adanya tayangan dimana saya dan teman SMA dulu ngomongin guru PLP.
"Oh itu guru PPL tuh, culun !"
"Ih ga enakeun !"
"Anjis jadi ngantuk euy!"
berbagai pandangan dari anak SMA menilai guru PLP memang lebih sadis dari teriakan ibu tiri cinderella. Dan hey sebentar lagi saya dan rekan-rekan seangkatan akan mengalami hal yang sama.
Gimana kalo anak SMA diam-diam nyembunyiin sepatu sampai saya harus mengajar dengan telanjang kaki. atau mungkin juga anak-anak sma itu akan menghabiskan waktu di kantin atau WC daripada belajar di kelas jika saya yang mengajar. Huaaaaaa scary !!
"Arie ga akan ke SMA Pasundan.. Pasti anak-anaknya baong, ogah ah!" saya mengeluh pada Emptys [Genggong yang telah menjadi sahabat terbaik di UPI selama kurun waktu 3 taun hhe lebay!]
"Ahh anak nakal mah di setiap sekolah mah ada aja rie !" saut Anggri Kusumawati atau disapa dengan Giw.
Walaupun memang benar tapi saya akan melakukan segala hal agar bisa PLP di negeri, setidaknya di negeri aturan untuk siswa lebih jelas.
Akhirnya di Bulan Januari Nadia, Gina dan saya mendaftarkan diri di suatu sekolah negeri yang letaknya tidak jauh dari rumah, saat itu saya merasakan keberuntungan yang sungguh tiada terkira. Horreee di negeri. Padahal itu sama sekali bukan keberuntungan -.-"
Mulai pertengahan Februari kita mulai melakukan observasi pada sekolah tersebut. lalu mempelajari karakter seluruh siswa.
Disana kita ketemu yang namanya Noviar, anak polos yang berasumsi bahwa kalau ingin naik kelas itu tinggal duduk diam di kelas dan masuk setiap hari, sementara pengetahuan dan wawasan adalah nomer terakhir yang harus dikuasai di sekolah.
Kemudian ada yang namanya Banuaji, anak yang lebih memilih bermain PB daripada belajar di sekolah.
"Wah bu dia mah juara PB sebandung!!!"Noviar memberikan informasi mengenai teman sebangkunya.
Ada Aldy yang selalu bilang "ngga ngerti Frau" dan saat dijelaskan lagi dia malah ngobrol dengan soulmate sehidup-sematinya 'Sam'.
Sam itu ngga pernah merhatiin tapi selalu bisa kalau ditanya .. Ruaaaarrrr biasaaa!!
sosok anak SMA yang nakal dan bakal bawa malapetaka terhapus sudah, tapi walau begitu PLP tetap Nightmare. Kenapa ?
Dunia guru memang mengerikan, jangan sangka ngegosip atau ngomongin temen sendiri cuma ada di dunia kampus. Di dunia guru malah lebih mengerikan. Malah ada yang saling jelek-jelekin demi keuntungan pribadi. Kasus ini pernah terjadi di suatu sekolah.
Ada seorang guru yang menyingkirkan rekan kerjanya karena apa ? karena guru yang satunya lagi lebih disukai oleh para siswa daripada dia sendiri yang telah bekerja lebih lama di sekolah tersebut.
Sekarang kalau ada yang nanya "Mau jadi guru rie ?"
"No Way. mendingan jadi artis!"
"Oh itu guru PPL tuh, culun !"
"Ih ga enakeun !"
"Anjis jadi ngantuk euy!"
berbagai pandangan dari anak SMA menilai guru PLP memang lebih sadis dari teriakan ibu tiri cinderella. Dan hey sebentar lagi saya dan rekan-rekan seangkatan akan mengalami hal yang sama.
Gimana kalo anak SMA diam-diam nyembunyiin sepatu sampai saya harus mengajar dengan telanjang kaki. atau mungkin juga anak-anak sma itu akan menghabiskan waktu di kantin atau WC daripada belajar di kelas jika saya yang mengajar. Huaaaaaa scary !!
"Arie ga akan ke SMA Pasundan.. Pasti anak-anaknya baong, ogah ah!" saya mengeluh pada Emptys [Genggong yang telah menjadi sahabat terbaik di UPI selama kurun waktu 3 taun hhe lebay!]
"Ahh anak nakal mah di setiap sekolah mah ada aja rie !" saut Anggri Kusumawati atau disapa dengan Giw.
Walaupun memang benar tapi saya akan melakukan segala hal agar bisa PLP di negeri, setidaknya di negeri aturan untuk siswa lebih jelas.
Akhirnya di Bulan Januari Nadia, Gina dan saya mendaftarkan diri di suatu sekolah negeri yang letaknya tidak jauh dari rumah, saat itu saya merasakan keberuntungan yang sungguh tiada terkira. Horreee di negeri. Padahal itu sama sekali bukan keberuntungan -.-"
Mulai pertengahan Februari kita mulai melakukan observasi pada sekolah tersebut. lalu mempelajari karakter seluruh siswa.
Disana kita ketemu yang namanya Noviar, anak polos yang berasumsi bahwa kalau ingin naik kelas itu tinggal duduk diam di kelas dan masuk setiap hari, sementara pengetahuan dan wawasan adalah nomer terakhir yang harus dikuasai di sekolah.
Kemudian ada yang namanya Banuaji, anak yang lebih memilih bermain PB daripada belajar di sekolah.
"Wah bu dia mah juara PB sebandung!!!"Noviar memberikan informasi mengenai teman sebangkunya.
Ada Aldy yang selalu bilang "ngga ngerti Frau" dan saat dijelaskan lagi dia malah ngobrol dengan soulmate sehidup-sematinya 'Sam'.
Sam itu ngga pernah merhatiin tapi selalu bisa kalau ditanya .. Ruaaaarrrr biasaaa!!
sosok anak SMA yang nakal dan bakal bawa malapetaka terhapus sudah, tapi walau begitu PLP tetap Nightmare. Kenapa ?
Dunia guru memang mengerikan, jangan sangka ngegosip atau ngomongin temen sendiri cuma ada di dunia kampus. Di dunia guru malah lebih mengerikan. Malah ada yang saling jelek-jelekin demi keuntungan pribadi. Kasus ini pernah terjadi di suatu sekolah.
Ada seorang guru yang menyingkirkan rekan kerjanya karena apa ? karena guru yang satunya lagi lebih disukai oleh para siswa daripada dia sendiri yang telah bekerja lebih lama di sekolah tersebut.
Sekarang kalau ada yang nanya "Mau jadi guru rie ?"
"No Way. mendingan jadi artis!"
Review Personal Taste
Bagi yang suka nonton kemilau cinta kamila atau pun endless story kaya cinta fitri mendingan merubah kebiasaan tersebut dengan mulai menyaksikan serial korea ini.
Tinggal pinjem ke temen atau modal sedikit untuk membeli dvdnya di dvd shop terdekat.
Dengan 16 Episode, drama ini sukses membuat penonton tertawa sekaligus tergila-gila dengan pemeran utama pria yang tampannya luar biasa, dan saya yakin kalau Robert Patinson di ganti dengan aktor ini, Twilight Saga akan mengeruk lebih banyak keuntungan. Hahaa..
Park Kae In (Son Ye JIn) ialah seseorang yang mudah percaya pada orang walaupun berulang kali di khianati, ia di khianati oleh sahabatnya Kim In Hee (Wang Ji Hye) yang merebut pacarnya Han Chang Ryul (Kim Ji Suk), lebih gila lagi teman dan pacarnya ini menikah satu hari setelah Chang Ryul mengakhiri hubungannya dengan Kae In. Sayangnya Kae In mengetahui pernikahan itu pada hari yang seharusnya menjadi hari bahagia bagi In Hee dan Chang Ryul, saat mengetahui bahwa Chang Ryul menikahi sahabatnya sendiri, Kae In mengikuti pengantin tersebut sampai altar, setelah itu hari pernikahan menjadi malapetaka.
Lee Min Ho berperan sebagai Arsitek muda bernama Jeon Jin Ho, Jin Ho dan rekan kerjanya berniat mengikuti kompetensi design pada perusahaan milik Choi Do Bin (Ryu Seung Ryong). Jin Ho mendapat informasi bahwa direktur Choi suka dengan konsep Sanggojae milik Professor Park Chul Han (Kang Shin Il), karena itu Jin Ho mulai mencari informasi mengenai rumah unik milik Professor tersebut. Kemudian Jin Ho menyuruh rekan kerjanya No Sang Joon (Jung Sung Hwa) untuk pergi ke Sanggojae. Kabarnya Sanggojae didiami oleh putri semata wayang Park Chul Han. Tapi siapa sangka jika putri professor tersebut ialah wanita aneh bernama Park Kae In (Son Ye Jin) yang hampir merusak persiapan presentasi Jin Ho sekaligus wanita yang mengacaukan pernikahan Han Chang Ryul dan Kim In Hee pada tempo hari. Karena merasa kenyataan tersebut merupakan berita buruk, Sang Joon kembali ke kantor untuk melaporkan semuanya kepada Jin Ho.
Walaupun demikian Jin Ho tidak mengurungkan niatnya untuk mempelajari tentang Sanggojae. Jin Ho kemudian berpura-pura untuk menyewa salah satu kamar Sanggojae, awalnya Kae In merasa keberatan tapi setelah mengetahui bahwa Jin Ho merupakan seorang Gay, Kae In akhirnya menerima Jin Ho sebagai Roommate nya.
Tidak, Jin Ho sebenarnnya bukan Gay. Tapi apa boleh buat Jin Ho harus mengikuti pikiran Kae In bahwa dia adalah Gay agar tidak diusir oleh Kae In.
Kebiasaan Jin Ho yang selalu hidup sehat dan bersih berbanding terbalik dengan sikap Kae In yang berantakan dan ceroboh. Sehingga Jin Ho kemudian berpikir bahwa nama Park Kae In merupakan singkatan dari Girl who's not a human. Tapi seiring jalannya waktu Jin Ho malah mulai jatuh cinta pada Kae In, Kae In adalah seseorang yang selalu membuatnya tertawa di tengah hari-harinya penat. Sementara itu, Kae In terus menyesali bahwa ia terlahir sebagai seorang wanita bukan seorang pria, dia berpikir jika dia seorang pria mungkin Jin Ho akan menyukainya.
Walaupun karakter Jin Ho tidak jauh berbeda dengan karakter Goon Jun Pyo dalam Boys Before Flowers, namun Lee Min Ho dapat melepas karakter Goon Jun Pyo yang sudah melekat di mata penggemarnya.
Dan Son Ye Jin yang terbiasa dengan serial melodrama berhasil mengocok perut penonton dengan karakter Kae in sebagai gadis aneh, bodoh, polos dan ceroboh.
Langganan:
Postingan (Atom)