Minggu, 20 Juni 2010

PLP - A Nightmare before Graduation ?

PLP.. hemm mungkin persiapan ekstra untuk menghadapi anak anak ABG labil akan dirancang setengah mati. Slide show jaman SMA langsung bermain di otak ini. Adanya tayangan dimana saya dan teman SMA dulu ngomongin guru PLP.
"Oh itu guru PPL tuh, culun !"

"Ih ga enakeun !"

"Anjis jadi ngantuk euy!"

berbagai pandangan dari anak SMA menilai guru PLP memang lebih sadis dari teriakan ibu tiri cinderella. Dan hey sebentar lagi saya dan rekan-rekan seangkatan akan mengalami hal yang sama.
Gimana kalo anak SMA diam-diam nyembunyiin sepatu sampai saya harus mengajar dengan telanjang kaki. atau mungkin juga anak-anak sma itu akan menghabiskan waktu di kantin atau WC daripada belajar di kelas jika saya yang mengajar. Huaaaaaa scary !!

"Arie ga akan ke SMA Pasundan.. Pasti anak-anaknya baong, ogah ah!" saya mengeluh pada Emptys [Genggong yang telah menjadi sahabat terbaik di UPI selama kurun waktu 3 taun hhe lebay!]

"Ahh anak nakal mah di setiap sekolah mah ada aja rie !" saut Anggri Kusumawati atau disapa dengan Giw.

Walaupun memang benar tapi saya akan melakukan segala hal agar bisa PLP di negeri, setidaknya di negeri aturan untuk siswa lebih jelas.

Akhirnya di Bulan Januari Nadia, Gina dan saya mendaftarkan diri di suatu sekolah negeri yang letaknya tidak jauh dari rumah, saat itu saya merasakan keberuntungan yang sungguh tiada terkira. Horreee di negeri. Padahal itu sama sekali bukan keberuntungan -.-"

Mulai pertengahan Februari kita mulai melakukan observasi pada sekolah tersebut. lalu mempelajari karakter seluruh siswa.
Disana kita ketemu yang namanya Noviar, anak polos yang berasumsi bahwa kalau ingin naik kelas itu tinggal duduk diam di kelas dan masuk setiap hari, sementara pengetahuan dan wawasan adalah nomer terakhir yang harus dikuasai di sekolah.
Kemudian ada yang namanya Banuaji, anak yang lebih memilih bermain PB daripada belajar di sekolah.
"Wah bu dia mah juara PB sebandung!!!"Noviar memberikan informasi mengenai teman sebangkunya.
Ada Aldy yang selalu bilang "ngga ngerti Frau" dan saat dijelaskan lagi dia malah ngobrol dengan soulmate sehidup-sematinya 'Sam'.
Sam itu ngga pernah merhatiin tapi selalu bisa kalau ditanya .. Ruaaaarrrr biasaaa!!

sosok anak SMA yang nakal dan bakal bawa malapetaka terhapus sudah, tapi walau begitu PLP tetap Nightmare. Kenapa ?
Dunia guru memang mengerikan, jangan sangka ngegosip atau ngomongin temen sendiri cuma ada di dunia kampus. Di dunia guru malah lebih mengerikan. Malah ada yang saling jelek-jelekin demi keuntungan pribadi. Kasus ini pernah terjadi di suatu sekolah.
Ada seorang guru yang menyingkirkan rekan kerjanya karena apa ? karena guru yang satunya lagi lebih disukai oleh para siswa daripada dia sendiri yang telah bekerja lebih lama di sekolah tersebut.

Sekarang kalau ada yang nanya "Mau jadi guru rie ?"
"No Way. mendingan jadi artis!"

Tidak ada komentar: